Tidak sah solat kita sekiranya rukun dalam solat tidak kita patuhi. Sebagaimana kita ketahui bahawa rukun solat ada tiga belas. Dari
ketiga belas rukun solat tersebut, dapat dibahagi kepada tiga jenis, iaitu:
1.
Rukun qalbi, menrangkumi satu rukun iaitu niat.
2.
Rukun qauli, merangkumi lima rukun yaitu : takbiratul ihram, membaca
Al-Fatihah, membaca tasyahud akhir, membaca shalawat, dan salam (hendaklah
dibaca dengan bacaan sehingga didengari di telinga sendiri)
3.
Rukun fi’li, merangkumi enam rukun, yaitu berdiri, ruku’, i’tidal, sujud, duduk
diantara dua sujud, duduk tasyahud akhir. Adapun rukun yang ketiga belas, yaitu
tertib, merupakan gabungan dari qauli dan fi’li (Rukun dlakukan dengan
perbuatan).
KHUSUS
UNTUK RUKUN QAULI, berkata An-Nawawi: Adapun selain imam, maka disunnahkan
baginya untuk tidak mengeraskan suara ketika membaca lafazh takbir, baik dia
menjadi makmum atau ketika shalat sendiri (munfarid). Tidak mengeraskan suara seperti
suara yang pelahan adalah bisa didengar oleh dirinya sendiri jika
pendengarannya normal.
Para
ulama madzhab Syafi`i berpendapat bahwa orang yang bisu bukan sejak lahir
-mengalami kecelakaan di masa perkembangannya- wajib menggerakkan mulutnya
ketika membaca lafadz takbir, ayat-ayat Al-Qur`an doa tasyahud dan lain
sebagainya, karena dengan melaksanakan demikian, dia dianggap melafadzkan dan
menggerakkan mulut, sebab perbuatan yang tidak mampu dikerjakan akan dimaafkan,
akan tetapi selagi masih mampu dikerjakan maka harus dilakukan
Lihat video untuk lebih faham